BAB I
Pendahuluan
PENGERTIAN KOLONIALISME DAN
IMPERALISME
Kolonialisme dan imperialisme pada umumnya memiliki arti
yang sama yaitu penjajahan atau penguasaan terhadap suatu daerah dan suatu
bangsa oleh negara lain.
a)
Pengertian Kolonialisme
Kata “koloni” berasal dari
bahasa Latin, “colonia” yang artinya tanah pemukiman atau jajahan. Mennurut
sejarah, koloni sudh ada sejak zaman Yunani kuno. Petani Yunani kuno
berpindah-pindah dari tanah yang tandus mencari tanah yang subur ke daerah
baru. Sehingga daerah baru yang ditempati menjadi daerah jajahannya.
Abad ke-16 kolonialisme mulai muncul di berbagai daerah Barat(Eropa)
yang haus akan nama besar, kejayaan dan kekayaan. Bangsa yang disebut sebagai kolonisator
pertama adalah bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda yang menguasai sebagaian
daerah Amerika Utara,Hindia muka (Asia Selatan), dan Hindia Timur (Hindia
Belanda). Pada abad ke-19 merupakan puncak perkembangan kolonialisme, karena
hampir seluruh benua Afrika dikuasai. Bahkan pada abad ke-20, Jepang dan
Amerika Serikat melakukan politik kolonial bertujuan untuk menguras sumber
daerah koloninya itu.
b)
Pengertian Imperialisme
Imperialisme dari kata “imperator” yang
berarti memerintah, “imperium” yang bermakna kerajaan besar dengan daerah
jajahan yang luas. Imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan menjajah Negara lain
untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar. Imperialisme
sudah ada sejak abad ke 19 yang diperkenalkan oleh Perdana Menteri Inggris,Benjamin
Disraeli. Benjamin
Disraeli bercita-cita mewujudkan suatu imperium (sebuah kerajaan besar)
Inggris. Istilah “Pax Britania” yang
dimuculkan oleh Disraeli, namun ditentang oleh kaum oposan yang disebut
golongan Little England. Sedangkan
pendukung Disraeli disebit imperator.
Menurut kaum oposan, gagasan
Disraeli terlampau ideal yang akan menjeremuskan Inggris dalam persaingan
Internasional.
Imperialisme dibagi-bagi
menjadi beberapa yaitu :
1) Berdasarkan waktu munculnya
-
Imperialisme kuno (Ancient Imperialism)
Muncul
sebelum Revolusi Industri. Dalam pelaksanaannya, negara penajajah terdorong
oleh 3G yaitu Gold (kekayaan berupa emas, logam, dan rempah-rempah dari Timur),
Gospel (penyebaran agama yang dianutnya) dan Glory (medapatkan kejayaan). Gold, Gospel dn Glory merupakan inti dari
Imperialisme Kuno.
-
Imperialisme Modern (Modern Imperialism)
Muncul
setelah Revolusi Industri. Sehingga negara penjajah terdorong mencari tanah
jajahan karena terdorong oleh kepentingan ekonomi dan juga untuk memenuhi
kebutuhan industri.
2) Berdasarkan tujuan penguasaannya
-
Imperialisme politik : upaya untuk menguasai seluruh kehidupan politik
negara lain
-
Imperialisme ekonomi : upaya menguasai perekonomian negara lain
-
Imperialisme kebudayaan : upaya menguasai mentalitas dan jiwa dari negara
lain sehingga kebudayaan negara itu juga berubah. Seperti pemakaian bahasa
Inggris di Amerika, Afrika, dll
-
Imperialisme militer : upaya menguasai daerah negara lain yang dianggap
strategis dengan menggunakan kekuatan angkatan bersenjata.
Berikut adalah faktor-faktor yang mendorong
terjadinya penjelajahan dunia :
-
Semangat
reconguesta, yaitu semangat
pembalasan terhadap kekuasaan Islam dimanapun yang dijumpainya sebagai tindak
lanjut dari Perang Salib.
-
Semangat
gospel, yaitu semangat untuk
menyebarkan agama Nasrani.
-
Semangat
glory, yaitu semangat memperoleh
kejayaan atau daerah jajahan.
-
Semangat
gold, yaitu semangat mencari kekayaan
atau emas.
-
Perkembangan
teknologi kemaritiman yang memungkinkan pelayaran dan perdagangan yang lebih
luas, termasuk menyeberangi Samudera Atlantik.
-
Adanya
sarana pendukung seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta yang menggambarkan
secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan, dan pelabuhan.
-
Adanya
buku Imago Mundi yang menceritakan perjalanan Marco Polo (1271-1292).
-
Perjalanan
Ordoric de Pardenone menuju Campa yang sempat singgah di Jawa pada abad ke-14.
Ordoric melaporkan sekilas mengenai kebesaran Majapahit.
-
Penemuan
Corpenicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat
seperti bola, matahari merupakan pusat dari seluruh benda-benda antariksa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar belakang masuknya Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia
Dengan jatuhnya
kota Konstantinopel ke tangan Turki
Usmani pada tahun 1453,maka berakhirlah
kekuasaan Kerajaan Romawi Timur. Hal ini mengakibatkan tertutupnya perdagangan
di Laut Tengah bagi orang –orang bangsa Eropa.
Bangsa Turki menjalankan politik yang mempersulit pedagang Eropa
beroprasi di daerah kekuasaannya.
Keadaan seperti ini menyebabkan perdagangan antara dunia Timur dengan
Eropa mengalami kemunduran., sehingga barang-barang yang dibutuhkan orang-orang
Eropa berkurang di pasaran, terutama rempah-rempah.
Akhir abad ke-15 dan
permulaan abad ke-16, bangsa Eropa terdorong melakukan penjelajahan samudra,
salah satu wilayah yang dituju adalah Indonesia. Penjelajahan bangsa Eropa
berhasil meluas yang menyebabkan jalur
perdagangan Asia kacau dan menggantikan peran pedagang muslim.
Faktor-faktor yang mendorong orang-orang Eropa :
a.
Jatuhnya kota konstatinopel tahun 1453
b.
Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur yaitu kembalinya perjalanan
Marco polo dari negeri Cina melalui pelayaran.
c.
Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menatakan bahawa bumi
berbentuk bulat
d.
Penemuan kompas (penunjuk arah mata angin)
e.
Semangat Reconquesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam
B. Penjelajahan Samudra Bangsa-Bangsa Eropa Menuju Kepulauan
Nusantara
1. Bangsa Spanyol
Spanyol merupakan pelopor
penjelajahan samudra mencari daerah baru penghasil rempah-rempah. Diawali dengan
Christopher Columbus yang mengajukan permohonan bantuan untuk berayar mencari
rempah-rempah kepada Ratu Isabella. Permintaanya dipenuhi dengan diberikannya 3
kapal yaitu Pinta, Nina dan Maria. Columbus berangkat dari Spanyol tanggal 3
Agustus 1492. Columbus mengarungi samudra Atlantik dan melewati berbagai
rintangan dengan yakin.
Pada tanggal 12 Oktober 1942,
tiba di Kepulauan Bahama walaupuntidak ada rempah-rempahnya. Selanjutnya
kepulauan bahama lebih dikenal dengan
sebutan Hindia Barat oleh bangsa Eropa.
Keberhasilan
pelayaran Columbus mendorong para pelaut lain untuk mengikuti jejak Columbus
sepeti :
-
Cortez menduduki Mexico dengan
menaklukan suku India yaitu Kerjaan Aztec suku Maya di Yucaitan
-
Pizzaro menklukan kerajaan Indian di Peru yang bernama Kerajaan Inca
Walaupun Columbus berhasil
dalam pelayarannya, namun belum menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Maka
Magellan/Magelhaens/Maegalhaes berangkat untuk menemukan daerah penghasil
rempah-rempah.
Menurut catatan Columbus,
Magellaen mengambil jalur yang mirip ia lalui. Magellaen mendarat di ujung
selatan benua yang ditemukan Columbus.(Amerika) yang terdapat selat yang agak
sempit dinamakan Selat Magellan.
Setelah melewati selat ini
Magellaen meninggalkan Samudra Atlantik
dan memasuki Samudra Pasifik yang lebih tenang. 3 bulan berikutnya Magellan
mendarat di Pulau Guam dan pada April 1521 mendarat di Kep.Massava (Fillipina).
Magellaen menyatakan bahwa daerah yang ditemukan adalah Koloni Spanyol. Namun
pernyataan ini ditentang oleh para penduduk hingga terjadi
pertempuran. Dalam pertempuran ini Magelan terbunuh sedangkan yang selamat terus berlayar hingga sampai Kep. Maluku di bawah pimpinan Sebastian del
Cano. Setelah Sebastian dan rombongannya mengambi banyak rempah-rempah di
Kep.Maluku , namun ternyata Maluku sudah dikuasai oleh Portugis sejak 1512.
Akhirnya Sebastian dan rombongannya kembali ke Spanyol.
2. Bangsa Portugis
Tujuan Portugis sama seperti
Magellan, yaitu mencari rempah-rempah. Bartholomeus Diaz berlayar pada tahun
1496 namun gagal karena ombak besar.
Dilanjutkan ole Vasco da Gama yang diperintah oleh raja Spanyol, Manuel I pada
tahun 1497 berangkat dari Lisabon. Pada tahun 1498, Vasco mendarat dan
mendapatkan rempah-rempah dari para pedagang dan membawanya ke Portugis. Belum
puas, di bawah pimpinan Alfonso D’alburquerque, Portugis kembali berlayar dan
berhasil menaklukan Selat Malaka(1511) yang menjadi pusat perdagangan
orang-orang Islam.
Setelah melewati Selat Malaka
sampailah di ternate (Maluku). Portugis
disambut baik oleh Ternate agar dapat dijadikan sekutunya dalam mengahadapi
Tidore yang dibantu oleh Spanyol. Perang
terjadi antara Tidore-Spanyol dengan Ternate-Portugis
Untuk menyelesaikan
pertikaian , Paus turun tangan dan melakukan Perjanjian
Saragossa(Zaragossa) yang berisi:
1.
Bumi ini dibagi atas dua pengaruh, yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan
Portugis.
2.
Wilayah kekuasaan Spanyol merupakan dari Mexico sampai kep.Fillipina,
sedangkan wilayah kekuasaan Portugis merupakan dari Brazilia sampai Maluku.
Kepulauan
Nusantara yang dikuasai Portugis disebut
“mutiara dari timur” oleh orang-orang bangsa Portugis, khususnya daerah Kep.Maluku. Portugis juga melakukan monopoli
perdagangan yang membuat para pedagang Islam terdesak hingga mendapat
pertentangan dari berbagai pihak. Sebaga contohnya adalah Pate kadir degan
berani menentang Portugis. Tidak hanya itu Raja Demak, Pati Unus juga menentang
monopoli yang dilakukan Portugis. Namun posisi Portugis tetap masih kuat dan
memperluaskan monopolinya.
3. Bangsa Belanda
Keberhasilan Portugis dan
Spanyol medorong Belanda untuk menjelajah mencari daerah penghasil
rempah-rempah. Belanda mengalami kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah
karena perdagangan di Nusantara dipengaruhi oleh Portugis. Akhirnya Belanda mencari daerah penghasil
rempah-rempah di tempat lain. Tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman
tiba di Banten dan mendapat sambuatan baik. Saat itu banten di pimpinoleh
Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Keadaan Banten yang strategis, Cornelis berambisi melakukan
monopoli. Belanda mulai sombong dan kasar, sehingga Belanda diusir. Dengan segera Rombongan
Cornelis kembali ke Belanda untuk menyiapkan segala hal untuk kembali
menjelajah Kepulauan Nusantara. Ketika kembali ke Nusantara, rombongan dipimpin
oleh van Heemskreck. Pada tahun 1598, Belanda tiba di Banten namun kali ini
bersikap lebih baik sehingga rakyat Banten menerima kembali. Belanda melakukan
pelayaran kembali ke Maluku dipimpin oleh Jacob van Neck(1599). Kedatangannya
diterima baik karena Portugis sedang ada konflik dengan orang Maluku.
Perdagangan Belanda di
Nusantara berhasil dan ramai. Para pedagang Belanda berbondong-bondong ke
Indonesia, sehingga persaingannya semakin ketat. Mengatasi persaingan itu,
Belanda mendirikan badan usaha yang disebut Vereenigde Oost Indische Compagnie
(VOC) pada tahun 1602. Oleh orang-orang
Indonesia sering disebut “Kompeni Belanda”.
VOC atau Persekutuan Dangang Hindia Timur merupakan
badan usaha untuk para pedagang Belanda yang mendapat hak-hak istimewa. VOC
yang semakin menguat membuat Portugis merasa terdesak.
Hak – hak istimewa bagi VOC
yang diberikan oleh Pemerintah Belanda
adalah hak octrooi(oktroi) :
1.
The right of trade monopoly (hak memonopoli dagang)
2.
The right to have armed forces and build forts (hak memiliki tentara dan
mendirikan benteng)
3.
The right to make agreements and with local authorities or kings (hak
mengadakan perjanjian dengan penuasa atau raja-raja setempat)
4.
The right to have its own currency (hak memiliki mata uang sendiri)
Pada tahun 1618 ,
dibawah pimpinan Jan Pieterzoon Coen, VOC memindahkan kantor pusat dari Ambon
ke Jakarta. Hal itu berdasarkan pertimbangan bahawa pertimbangan bahwa letaknya
straegis.
4. Bangsa
Inggris
Sejak abad ke-17 para pedagang Inggris
sudah berdagang sampai di daerah India. Di India Timur para pedagang Inggris
mendirikan kongsi dagang, yaitu East
India Company (EIC) pada tahun 1600 dengan India sebagai daerah operasinya.
Pusat kekuasaan EIC sendiri berada di Kalkuta (India).
Pada abad ke-18 pedagang Inggris sudah banyak
berdagang di Indonesia dan menjadi saingan VOC (Belanda). Bahkan sejak Belanda
menjadi sekutu Perancis, Inggris selalu mengancam kedudukan Belanda di
Indonesia. Dibawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta
(India) dibentuk ekspedisi Inggris untuk merebut daerah-daerah kekuasaan
Belanda yang berada di wilayah Indonesia. Pada tahun 1811, Thomas Stamford
Raffles telah berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia.
Raffles yang diangkat sebagai pemimpin Inggris atas wilayah Indonesia
memberikan kesempatan kepada penduduk Indonesia untuk melakukan perdagangan
bebas. Walaupun demikian, kekuasaan Inggris tetap bersifat menindas
bangsa-bangsa di Indonesia.
Hubungan antara Indonesia dengan Eropa
hamper seluruhnya dikuasai oleh Inggris. Akan tetapi berdasarkan Perjanjian
London tahun 1815, Inggris diharuskan mengembalikan wilayah kekuasaannya kepada
Belanda, dan pada tahun 1816 Inggris melakukan kewajiban itu.
C. Perkembangan Kekuasaan Bangsa Eropa di Indonesia
1. Kekuasaan
Bangsa Portugis di Indonesia
Bangsa Portugis berhasil merebut
beberapa pelabuhan penting di pantai India dan menjadikan Kota Goa yang
terletak di pantai India sebagai pusat kekuasaannya. Untuk dapat menguasai dan
memonopoli perdagangan di Asia Selatan, bangsa Portugis melakukan
langkah-langkah sebagai berikut,
-
Memperluas
kekuasaannya kea rah barat dengan menghancurkan armada laut Turki, sehingga
bangsa Portugis dapat mengawasi perdagangan dan pelayaran di laut antara Asia
dengan Eropa.
-
Memperluas
kekuasaannya kea rah timur dengan menguasai Malaka sehingga dapat menghentikan
dan mneguasai aktivitas perdagangan Cina, India, maupun kerajaan-kerajaan di
Indonesia.
Pada tahun 1511, Malaka
berhasil direbut oleh Portugis dibawah pimpinan Alfonso d’Albuequerque. Karena
jatuhnya Kerajaan Malaka, bangsa Portugis dapat mengadakan perdagangan langsung
di daerah Indonesia. Di Ternate bangsa Portugis berusaha merebut perdagangan
cengkeh dan pala, akan tetapi dalam upaya itu bangsa Portugis telah berbuat
suatu hal yang melukai perasaan orang-orang Islam dengan melanggar perjanjian
terhadap Sultan Ternate.
Bangsa Portugis
berusaha menanamkan kekuasaannya di daerah Maluku, namun karena tindakannya
yang sewenang-wenang dan kejam menimbulkan terjadinya pertentangan antara
rakyat Maluku dengan bangsa Portugis. Pertentangan semakin memuncak setelah
terbunuhnya Sultan Hairun dari Kerajaan Ternate. Akhirnya pada tahun 1575
bangsa Portugis dapat diusir dari daerah Maluku dibawah pimpinan Baab Ullah.
Zaman kekuasaan
colonial Portugis berlangsung dari tahun 1511 sampai tahun 1641 meninggalkan
bekas-bekasnya dalam kebudayaan Indonesia saat ini.
2. Kekuasaan VOC (Kompeni
Belanda) di Indonesia
Pada tahun 1602 pedagang-pedagang
Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut vereenigde Oosr Indische Compagnie (VOC) yang diresmikan dan bermarkas
di Amsterdam.
Tujuan didirikan
VOC :
1.
Mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya
2.
Memperkuat kedudukannya dalam
menghadapi lawan-lawannya seperti Portugis dan Spanyol.
3.
Menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama kelomok atau kongsi
pedagang Belanda yang telah ada.
VOC dipimpin oleh
sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang sehingga disebut “Dewan Tujuh Belas”. (de heeren XVII) yang terdiri
dari 8 pelabuhan perwakilan dagang di Belanda
Pembentukan VOC dibantu
oleh pemerintahan Belanda dibawah Van Oldenbarneveldt. VOC diberi hak istimewa
sehingga menjadi badan yang berdaulat. Hak istimewa itu diantaranya yaitu :
-
Hak
monopoli untuk berdagang antara Amerika Selatan dengan Afrika.
-
Hak
memelihara angkatan perang, berperang, mendirikan benteng, dan menjajah.
-
Hak
untuk mengangkat pegawai.
-
Hak
untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
Disamping memiliki hak,
VOC juga mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipernuhi terhadap pemerintah
Belanda, yaitu
-
Bertanggung
jawab kepada Staten General (Badan Perwakilan).
-
Pada
waktu berperang harus membantu pemerintah Belanda dengan uang dan angkatan
perang.
Untuk mempermudah VOC dalam
menjalankan tugas di Nusantara, dibentuklah “Dewan Hndia” (Raad van Indie) yang
bertugas memberi nasehat dan mengawasi
kepemimpinan kepenguasaan Gubernur Jenderal yang pertama (Pieter Both).
Gubernur jenderal yang pernah menjabat :
1.
Pieter Both (1610-1614)
Pos pertama yang
didirikan di Banten tahun 1610, setelah berhasil menuju ke Jayakarta. Pangeran
Wijayakrama (Raja Jayakarta) yang sangat terbuka dalam hal perdagangan dari
luar, sehingga Sunda Kelapa menjadi sangat ramai. Tahun 1611, Pieter Both dan Pangeran
Jayakarta melakukan perjanjian pembelian sebidang tanah seluas 50x50 vadem (1
vadem=182cm) yang berlokasi di sebelah timur Muara Ciliwung.
2.
Gerard Reynst (1614-1615)
3.
Laurens Raael (1615-1619) yang berhasil membangun Mauritius di tepi Sungai
Ciliwung
4.
Jan Pieterzoon Coen (1618 – 1623) & (1627 – 1629)
Pada tahun 1618, Jan Pieterzoon Coen
dengan izin dari Pangeran Jayakarta mendirikan benteng di kota Jayakarta.
Ketika terjadi perselisihan antara Pangeran Jayakarta yang dibantu oleh Sultan
Banten, orang-orang Belanda dibawah pimpinan Jan Pieterzoon Coen membakar kota
Jayakarta
30 Mei 1619. Kemudian pada
tahun 1619, Jan Pieterzoon Coen mendirikan kota baru diatas kota yang dibakar
tersebut dengan nama kota Batavia. Lalu kota Batavia dijadikan sebagai pusat
kekuasaan dan perdagangan Belanda di wialayah Indonesia.
Dari Batavia ini
Belanda melakukan perluasan kekuasaan dengan menyerang kerajaan-kerajaan yang
belum mau mengakui kekuasaan Belanda di wilayah Indonesia. Kerajaan-kerajaan
itu seperti Kerajaan Banten, Makassar, Mataran, dan sebagainya. Dalam
menghadapi kerajaan-kerajaan tersebut, Belanda melancarkan politik adu domba (devide et impera). Akibatnya rakyat
Indonesia sangat membenci pemerintahan dan kekuasaan VOC atas wilayah
Indonesia.
Cara-cara VOC
untuk meningkatkan ekploitasi kekayaan alam :
1.
merebut pasaran produksi pertanian dengan memaksakan monopoli, seperti
monopoli rempah-rempah di Maluku
2.
Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produki hasil pertanian
3.
VOC sementara cukup menduduki tempat-tempat strategis
4.
VOC melakukan campur tangan di berbagai kerajaan di Nusantara terutama
tentang pengumpulan hasil bumi.
5.
Lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih dipertahankan dengan
harapan bisa dipengaruhi kalau tidak mau diperangi.
3. Indonesia
dibawah Pemerintahan Kerajaan Belanda
Pada akhir abad ke-18,
VOC mengalami kemunduran akibat kerugian yang sangat besar dan memiliki utang
yang sangat besar. Hal ini diakibatkan oleh,
-
Persaingan
dagang dari bangsa Perancis dan Inggris.
-
Penduduk
di Indonesia, terutama Jawa telah menjadi miskin, sehingga tidak mampu membeli
barang-barang yang dijual oleh VOC.
-
Pedagang
gelap merajalela dan menerobos monopoli perdagangan VOC.
-
Pegawai-pegawai
VOC banyak yang melakukan korupsi dan kecurangan-kecurangan akibat dari gaji
yang diterimanya terlalu kecil.
-
VOC
mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara tentara dan
pegawai-pegawai yang jumlahnya banyak.
Akibat kerugian besar
yang diderita oleh VOC, maka pada tahun 1799 VOC dibubarkan. Segala hak dan
kewajibannya diambil alih oleh pemerintah Republik Bataafsche yang berkuasa
atas wilayah Indonesia sampai tahun 1807. Pada tahun 1807, Republik Bataafsche
dihapuskan oleh Kaisar Napoleon Bonaparte dan diganti bentuknya menjadi
Kerajaan Holland dibawah pemerintahan Raja Louis Napoleon Bonaparte. Akibat
perubahan ketatanegaraan itu, akhirnya Indonesia menjadi daerah jajahan
Kerajaan Holland (Kerajaan Belanda).
4. Pemerintahan Daendels
di Indonesia (1808-1811)
Pada
tahun 1808, Daendels diangkat menjadi Gubernur Jenderal atas Indonesia yang
bertugas mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan Daendels:
1.
Membangun ketentaraan untuk
memperkuat angkatannya dilengkapi dengan pendirian benteng-benteng, prabik
mesiu dan juga rumah sakit tentara.
2.
Membangun Jalan Pos dari Anyer di Jawa Barat sampai Panarukan dengan
melaksanakan kerja rodi
3.
Membangun pelabuhan di Banten yang memakan ribuan korban jiwa akibat kerja
rodi, namun akhirnya gagal karena mendapat pertentangan dari Sultan Banten
4.
Permusuhan raja-raja di Jawa dengan Daendels
Setelah Sultan Banten menentang, Sultan Banten diasingkan
di Ambon. Daendels juga membunuh Mangkubumi yang dianggap sebagi tiang
perlawanan terhadap Belanda.adapun sultan yang diangkat oleh Daendels, dipaksa
untuk menerima Kerajaan Banten yang telah diperkecil.
Ketika Daendels membuat peratuaran tentan sopan santun
dengan Raja-raja Jawa tengah, Sultan Ngayogyakarta menentang, sehingga Daendels
merampas dan mempersempit daerah keraton.
Sedangkan, Sultan Hamengkubowono I dipecat karena menentang dan mendapat
gelar “Sultan Sepuh”.
5.
Usaha keuangan Daendels
Untuk memenuhi kebutuhan ia melakukan penjualan tanah
rakyat kepada pihak swasta berbagai bangsa.
6.
Pembangunan kota
Karena kondisi kota Batavia yang tidak baik untuk
kesehatan penduduk, Daendels menganjurkan pindah ke kota baru yang bernama
“Weltervreden” dan “Meester Cornelis”
7.
Indonesia menjadi jajahan Perancis
Tahun 1810, pemerintahan Raja Louis Napoleon dihapuskan
oleh kaisar Napoleon, sehingga wilayah negeri Belanda dijadikan wilayah
kekuasaan Perancis. Sehingga demikian wilayah jajahannya di Indonesia menjadi
milik Perancis.
5. Kekuasaan
Inggris di Indonesia
Setelah Daendels
ditarik kembali ke negeri Belanda, Jansens diangkat sebagai gubernur jenderal
atas wilayah Indonesia. Pada tahaun 1811, tentara Inggris mnegadakan serangan
terhadap wilayah-wilayah yang dikuasi Belanda. Sejak tahun 1811, wilayah
Indonesia menjadi daerah jajahn East
Indian Company (EIC), badan perdagangan Inggris yang berpusat di Kalkuta
(India), yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Lord Minto. Untuk wilayah
Indonesia, Lord Minto mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai pemegang
pemerintaham dengan pangkat Letnan Gubernur Jenderal.
Pemerintahan jajahan
Inggris atas wilayah Indonesia tidak jauh berbeda dengan bangsa eropa lainnya.
Tindakan yang dilakukan Raffles pada masa pemerintahannyan adalah membagi daerah
Jawa atas 16 daerah karasidenan, dengan tujuan untuk mempermudah pemerintah
melakukan pengawasan terhadap daerah yang dikuasinya. Disamping sebagai kepala
pemerintahan jajahan Inggris atas wilayah Indonesia, Raffles sangat tertarik
kepada sejarah, kebudayaan, dam kesenian di Jawa. Buah karya Thomas Stamford
Raffles adalah buku yang berisikan sejarah Jawa yang berjudul History of Java.
Setelah Napoleon
Bonaparte dapat dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian
tertangkap, maka pada tahun 1814 melalui Konvensi London (Perjanjian London),
Inggris mengembalikan semua daerah kekuasaan Belanda yang pernah dikuasai oleh
Inggris. Akan tetapi Raffles tidak setuju dengan keputusan itu. Ia meletakkan
jabatannya dan digantikan oleh Letnan Gubernur Jenderal John Fendall. Pada
tahun 1816 John Fendall menyerahkan wilayah jajahan di Indonesia kepada
Belanda.
6. Pemerintah
Kolonial Belanda
Setelah dilakukan perjanjian antara
Inggris dengan Belanda pada Konvensi London (1814), daerah jajahan di Indonesia
dikembalikan kepada Belanda. Untuk mengurus pengembalian itu dikirim komisi
jenderal yang terdiri atas Van der Capellen, Elout, dan Buyskes yang mempunyai
tugas untuk memperbaiki system pemerintahan dan perekonomian. Dalam menjalankan
tugasnya itu, berbagai tantangan muncul, yaitu menghadapi perekonomian yang
buruk, persaingan dagang bangsa Inggris, dan sikap bangsa pribumi yang memusihi
bangsa Belanda. Bangsa Indonesia tidak ingin dijajah lagi dan menentang bangsa
Belanda. Ditinjau dari sejarah Indonesia, sejak tahun 1816 samapi tahun 1900,
bangsa Indonesia sudah menentang masuk dan berkuasanya negara asing termasuk
Belanda. Pertentangan antara bangasa Indonesia dengan bangsa Belanda disebabkan
oleh hal berikut,
-
Kebencian
golongan raja dan bangsawan pribumi terhadap pemerintah Belanda yang
menyebabkan kemunduran kekuasaan mereka.
-
Kebencian
golongan pedagang pribumi terhadap Belanda yang mematikan mata pencaharian
mereka.
-
Kebencian
terhadap Belanda berdasarkan agama, seperti meletusnya Perang Diponegoro, Perang
Padri, Perang Aceh, dan sebagainya.
Untuk menghadapi
pertentangan dari bangsa Indonesia, Belanda menindasnya dengan jalan perang
colonial dan politik devide et impera.
Hal ini mengakibatkan terjadinya permusuhan antara kerajaan-kerajaan yang ada
di wilayah Indonesia.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Perlawanan kerajaan-kerajaan dan rakyat terhadap praktik kolonialisme Barat meliputi perlawanan terhadap Portugis dan VOC, serta perlawanan terhadap pemerintah kolonial. Perlawanan ini berlangsung seiring dengan perluasan kolonialisme dan imprialisme Barat di berbagai wilayah di Kepulauan Nusantara. Beberapa perlawanan bersifat sangat lokal dan bahkan individual atau kelompok kecil dan hanya berlangsung dalam waktu yang singkat. Sedangkan perlawanan lain bersifat massal dan mencakup wilayah yang luas.
Bangsa Barat mulai datang ke Indonesia pada abad ke-16. Namun, hubungan ekonomi antara Eropa dan Indonesia sebenarnya telah berlangsung jauh sebelum para pedagang itu datang.
Tokoh-tokoh penjelajahan samudera dari Spanyol antara lain : Christophorus Columbus, dan Ferdinand Magelhaens, sedangkan tokoh-tokoh dari Portugis antara lain : Bartholhomeus Diaz dan Vasco da Gama.
Bangsa Portugis pertama datang ke Ternate tahun 1511, Spanyol ke Tidore 1521, dan Belanda ke Banten tahun 1526.
VOC adalah kongsi dagang Belanda yang dibentuk untuk menghindari terjadinya persaingan, dengan hak oktroi yang dimilikinya, VOC tampil sebagai kekuatan imprialis di Indonesia.
Setelah VOC dibubarkan, maka berturut-turut yang menjadi gubernur jenderal di Indonesia adalah Daendels, Jansens dan Raffles.
Daftar Pustaka
Badrika,I Wayan.
2006. Sejarah Untuk SMA Kelas XI 2
Program Ilmu Alam. Jakarta: Penerbit Erlangga
Badrika, I Wayan.
2006. Sejarah Untuk SMA Kelas XI 2
Program Ilmu Alam. Jakarta: Penerbit Erlangga
Taupan, Muhammad. Sejarah Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI
Semester 1 dan 2 Program IPS.
Bandung: CV. Yrama Widya.
Kementrerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014. 2014. Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas XI Semester 1. Jakarta : Kemendikbud
http://www.emakalah.com/2013/12/perkembangan-kolonialisme-dan.html#ixzz3AlG1gz2f (diunduh 18 Agustus 2014)
http://kellyfajri.wordpress.com/masuknya-kolonialisme-dan-imperialisme-di-indonesia/
(diunduh 19 Agustus 2014)
http://gghindiabelanda.blogspot.com/2005/12/jan-pieterszoon-coen-1619-1623-1627.html
(diunduh 19 Agustus 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar