Minggu, 31 Agustus 2014

Kemunculan dan Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia


BAB I
Pendahuluan

PENGERTIAN KOLONIALISME DAN IMPERALISME
Kolonialisme  dan imperialisme pada umumnya memiliki arti yang sama yaitu penjajahan atau penguasaan terhadap suatu daerah dan suatu bangsa oleh negara lain.

a)     Pengertian Kolonialisme
Kata “koloni” berasal dari bahasa Latin, “colonia” yang artinya tanah pemukiman atau jajahan. Mennurut sejarah, koloni sudh ada sejak zaman Yunani kuno. Petani Yunani kuno berpindah-pindah dari tanah yang tandus mencari tanah yang subur ke daerah baru. Sehingga daerah baru yang ditempati menjadi daerah jajahannya.
Abad ke-16 kolonialisme  mulai muncul di berbagai daerah Barat(Eropa) yang haus akan nama besar, kejayaan dan kekayaan.  Bangsa yang disebut sebagai kolonisator pertama adalah bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda yang menguasai sebagaian daerah Amerika Utara,Hindia muka (Asia Selatan), dan Hindia Timur (Hindia Belanda). Pada abad ke-19 merupakan puncak perkembangan kolonialisme, karena hampir seluruh benua Afrika dikuasai. Bahkan pada abad ke-20, Jepang dan Amerika Serikat melakukan politik kolonial bertujuan untuk menguras sumber daerah koloninya itu.

b)    Pengertian Imperialisme
Imperialisme dari kata “imperator” yang berarti memerintah, “imperium” yang bermakna kerajaan besar dengan daerah jajahan yang luas. Imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan menjajah Negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar. Imperialisme sudah ada sejak abad ke 19 yang diperkenalkan oleh Perdana Menteri Inggris,Benjamin Disraeli. Benjamin Disraeli bercita-cita mewujudkan suatu imperium (sebuah kerajaan besar) Inggris. Istilah “Pax Britania”  yang dimuculkan oleh Disraeli, namun ditentang oleh kaum oposan yang disebut golongan Little  England. Sedangkan pendukung Disraeli disebit imperator.
Menurut kaum oposan, gagasan Disraeli terlampau ideal yang akan menjeremuskan Inggris dalam persaingan Internasional.

Imperialisme dibagi-bagi menjadi beberapa yaitu :
1)      Berdasarkan waktu munculnya
-         Imperialisme kuno (Ancient Imperialism)
Muncul sebelum Revolusi Industri. Dalam pelaksanaannya, negara penajajah terdorong oleh 3G yaitu Gold (kekayaan berupa emas, logam, dan rempah-rempah dari Timur), Gospel (penyebaran agama yang dianutnya) dan Glory (medapatkan kejayaan).  Gold, Gospel dn Glory merupakan inti dari Imperialisme Kuno.
-         Imperialisme Modern (Modern Imperialism)
Muncul setelah Revolusi Industri. Sehingga negara penjajah terdorong mencari tanah jajahan karena terdorong oleh kepentingan ekonomi dan juga untuk memenuhi kebutuhan industri.
2)      Berdasarkan tujuan penguasaannya
-         Imperialisme politik : upaya untuk menguasai seluruh kehidupan politik negara lain
-         Imperialisme ekonomi : upaya menguasai perekonomian negara lain
-         Imperialisme kebudayaan : upaya menguasai mentalitas dan jiwa dari negara lain sehingga kebudayaan negara itu juga berubah. Seperti pemakaian bahasa Inggris di Amerika, Afrika, dll
-         Imperialisme militer : upaya menguasai daerah negara lain yang dianggap strategis dengan menggunakan kekuatan angkatan bersenjata.




Berikut adalah faktor-faktor yang mendorong terjadinya penjelajahan dunia :
-         Semangat reconguesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam dimanapun yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang Salib.
-         Semangat gospel, yaitu semangat untuk menyebarkan agama Nasrani.
-         Semangat glory, yaitu semangat memperoleh kejayaan atau daerah jajahan.
-         Semangat gold, yaitu semangat mencari kekayaan atau emas.
-         Perkembangan teknologi kemaritiman yang memungkinkan pelayaran dan perdagangan yang lebih luas, termasuk menyeberangi Samudera Atlantik.
-         Adanya sarana pendukung seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta yang menggambarkan secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan, dan pelabuhan.
-         Adanya buku Imago Mundi yang menceritakan perjalanan Marco Polo (1271-1292).
-         Perjalanan Ordoric de Pardenone menuju Campa yang sempat singgah di Jawa pada abad ke-14. Ordoric melaporkan sekilas mengenai kebesaran Majapahit.
-         Penemuan Corpenicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat seperti bola, matahari merupakan pusat dari seluruh benda-benda antariksa.





BAB II
PEMBAHASAN

A.  Latar belakang masuknya Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia
Dengan jatuhnya kota  Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada tahun 1453,maka  berakhirlah kekuasaan Kerajaan Romawi Timur. Hal ini mengakibatkan tertutupnya perdagangan di Laut Tengah bagi orang –orang bangsa Eropa.   Bangsa Turki menjalankan politik yang mempersulit pedagang Eropa beroprasi di daerah kekuasaannya.  Keadaan seperti ini menyebabkan perdagangan antara dunia Timur dengan Eropa mengalami kemunduran., sehingga barang-barang yang dibutuhkan orang-orang Eropa berkurang di pasaran, terutama rempah-rempah.
Akhir abad ke-15 dan permulaan abad ke-16, bangsa Eropa terdorong melakukan penjelajahan samudra, salah satu wilayah yang dituju adalah Indonesia. Penjelajahan bangsa Eropa berhasil meluas yang  menyebabkan jalur perdagangan Asia kacau dan menggantikan peran pedagang muslim.
Faktor-faktor  yang mendorong orang-orang Eropa :
a.       Jatuhnya kota konstatinopel tahun 1453
b.      Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur yaitu kembalinya perjalanan Marco polo dari negeri Cina melalui pelayaran.
c.       Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menatakan bahawa bumi berbentuk bulat
d.      Penemuan kompas (penunjuk arah mata angin)
e.       Semangat Reconquesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam



B.  Penjelajahan Samudra Bangsa-Bangsa Eropa Menuju Kepulauan Nusantara

1.      Bangsa  Spanyol
Spanyol merupakan pelopor penjelajahan samudra mencari daerah baru penghasil rempah-rempah. Diawali dengan Christopher Columbus yang mengajukan permohonan bantuan untuk berayar mencari rempah-rempah kepada Ratu Isabella. Permintaanya dipenuhi dengan diberikannya 3 kapal yaitu Pinta, Nina dan Maria. Columbus berangkat dari Spanyol tanggal 3 Agustus 1492. Columbus mengarungi samudra Atlantik dan melewati berbagai rintangan dengan yakin.
Pada tanggal 12 Oktober 1942, tiba di Kepulauan Bahama walaupuntidak ada rempah-rempahnya. Selanjutnya kepulauan  bahama lebih dikenal dengan sebutan Hindia Barat oleh bangsa Eropa.
Keberhasilan pelayaran Columbus mendorong para pelaut lain untuk mengikuti jejak Columbus sepeti :
-         Cortez menduduki Mexico dengan menaklukan suku India yaitu Kerjaan Aztec suku Maya di Yucaitan
-         Pizzaro menklukan kerajaan Indian di Peru yang bernama Kerajaan Inca
Walaupun Columbus berhasil dalam pelayarannya, namun belum menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Maka Magellan/Magelhaens/Maegalhaes berangkat untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah.
Menurut catatan Columbus, Magellaen mengambil jalur yang mirip ia lalui. Magellaen mendarat di ujung selatan benua yang ditemukan Columbus.(Amerika) yang terdapat selat yang agak sempit dinamakan Selat Magellan.
Setelah melewati selat ini Magellaen  meninggalkan Samudra Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik yang lebih tenang. 3 bulan berikutnya Magellan mendarat di Pulau Guam dan pada April 1521 mendarat di Kep.Massava (Fillipina). Magellaen menyatakan bahwa daerah yang ditemukan adalah Koloni Spanyol. Namun pernyataan  ini ditentang  oleh para penduduk hingga terjadi pertempuran. Dalam pertempuran ini Magelan terbunuh sedangkan yang selamat  terus berlayar hingga sampai  Kep. Maluku di bawah pimpinan Sebastian del Cano. Setelah Sebastian dan rombongannya mengambi banyak rempah-rempah di Kep.Maluku , namun ternyata Maluku sudah dikuasai oleh Portugis sejak 1512. Akhirnya Sebastian dan rombongannya kembali ke Spanyol.

2.      Bangsa Portugis
Tujuan Portugis sama seperti Magellan, yaitu mencari rempah-rempah. Bartholomeus Diaz berlayar pada tahun 1496  namun gagal karena ombak besar. Dilanjutkan ole Vasco da Gama yang diperintah oleh raja Spanyol, Manuel I pada tahun 1497 berangkat dari Lisabon. Pada tahun 1498, Vasco mendarat dan mendapatkan rempah-rempah dari para pedagang dan membawanya ke Portugis. Belum puas, di bawah pimpinan Alfonso D’alburquerque, Portugis kembali berlayar dan berhasil menaklukan Selat Malaka(1511) yang menjadi pusat perdagangan orang-orang Islam.
Setelah melewati Selat Malaka sampailah di ternate (Maluku).  Portugis disambut baik oleh Ternate agar dapat dijadikan sekutunya dalam mengahadapi Tidore yang dibantu oleh Spanyol.  Perang terjadi antara Tidore-Spanyol dengan Ternate-Portugis
Untuk menyelesaikan pertikaian , Paus turun tangan dan melakukan Perjanjian Saragossa(Zaragossa)  yang berisi:
1.      Bumi ini dibagi atas dua pengaruh, yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan Portugis.
2.      Wilayah kekuasaan Spanyol merupakan dari Mexico sampai kep.Fillipina, sedangkan wilayah kekuasaan Portugis merupakan dari Brazilia sampai Maluku.
Kepulauan Nusantara  yang dikuasai Portugis disebut “mutiara dari timur” oleh orang-orang bangsa Portugis, khususnya daerah  Kep.Maluku. Portugis juga melakukan monopoli perdagangan yang membuat para pedagang Islam terdesak hingga mendapat pertentangan dari berbagai pihak. Sebaga contohnya adalah Pate kadir degan berani menentang Portugis. Tidak hanya itu Raja Demak, Pati Unus juga menentang monopoli yang dilakukan Portugis. Namun posisi Portugis tetap masih kuat dan memperluaskan monopolinya.

3.      Bangsa Belanda
Keberhasilan Portugis dan Spanyol medorong Belanda untuk menjelajah mencari daerah penghasil rempah-rempah. Belanda mengalami kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah karena perdagangan di Nusantara dipengaruhi oleh Portugis.  Akhirnya Belanda mencari daerah penghasil rempah-rempah di tempat lain. Tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman tiba di Banten dan mendapat sambuatan baik. Saat itu banten di pimpinoleh Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Keadaan Banten  yang strategis, Cornelis berambisi melakukan monopoli. Belanda mulai sombong dan kasar, sehingga  Belanda diusir. Dengan segera Rombongan Cornelis kembali ke Belanda untuk menyiapkan segala hal untuk kembali menjelajah Kepulauan Nusantara. Ketika kembali ke Nusantara, rombongan dipimpin oleh van Heemskreck. Pada tahun 1598, Belanda tiba di Banten namun kali ini bersikap lebih baik sehingga rakyat Banten menerima kembali. Belanda melakukan pelayaran kembali ke Maluku dipimpin oleh Jacob van Neck(1599). Kedatangannya diterima baik karena Portugis sedang ada konflik dengan orang Maluku.
Perdagangan Belanda di Nusantara berhasil dan ramai. Para pedagang Belanda berbondong-bondong ke Indonesia, sehingga persaingannya semakin ketat. Mengatasi persaingan itu, Belanda mendirikan badan usaha yang disebut Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada tahun 1602.  Oleh orang-orang Indonesia sering disebut “Kompeni Belanda”.
VOC atau  Persekutuan Dangang Hindia Timur merupakan badan usaha untuk para pedagang Belanda yang mendapat hak-hak istimewa. VOC yang semakin menguat membuat Portugis merasa terdesak.

Hak – hak istimewa bagi VOC yang diberikan oleh Pemerintah Belanda  adalah hak octrooi(oktroi) :
1.      The right of trade monopoly (hak memonopoli dagang)
2.      The right to have armed forces and build forts (hak memiliki tentara dan mendirikan benteng)
3.      The right to make agreements and with local authorities or kings (hak mengadakan perjanjian dengan penuasa atau raja-raja setempat)
4.      The right to have its own currency (hak memiliki mata uang sendiri)
Pada tahun 1618 , dibawah pimpinan Jan Pieterzoon Coen, VOC memindahkan kantor pusat dari Ambon ke Jakarta. Hal itu berdasarkan pertimbangan bahawa pertimbangan bahwa letaknya straegis.

4.      Bangsa Inggris

Sejak abad ke-17 para pedagang Inggris sudah berdagang sampai di daerah India. Di India Timur para pedagang Inggris mendirikan kongsi dagang, yaitu East India Company (EIC) pada tahun 1600 dengan India sebagai daerah operasinya. Pusat kekuasaan EIC sendiri berada di Kalkuta (India).
Pada abad ke-18 pedagang Inggris sudah banyak berdagang di Indonesia dan menjadi saingan VOC (Belanda). Bahkan sejak Belanda menjadi sekutu Perancis, Inggris selalu mengancam kedudukan Belanda di Indonesia. Dibawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta (India) dibentuk ekspedisi Inggris untuk merebut daerah-daerah kekuasaan Belanda yang berada di wilayah Indonesia. Pada tahun 1811, Thomas Stamford Raffles telah berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. Raffles yang diangkat sebagai pemimpin Inggris atas wilayah Indonesia memberikan kesempatan kepada penduduk Indonesia untuk melakukan perdagangan bebas. Walaupun demikian, kekuasaan Inggris tetap bersifat menindas bangsa-bangsa di Indonesia.
Hubungan antara Indonesia dengan Eropa hamper seluruhnya dikuasai oleh Inggris. Akan tetapi berdasarkan Perjanjian London tahun 1815, Inggris diharuskan mengembalikan wilayah kekuasaannya kepada Belanda, dan pada tahun 1816 Inggris melakukan kewajiban itu.


C.  Perkembangan Kekuasaan Bangsa Eropa di Indonesia

1.      Kekuasaan Bangsa Portugis di Indonesia
Bangsa Portugis berhasil merebut beberapa pelabuhan penting di pantai India dan menjadikan Kota Goa yang terletak di pantai India sebagai pusat kekuasaannya. Untuk dapat menguasai dan memonopoli perdagangan di Asia Selatan, bangsa Portugis melakukan langkah-langkah sebagai berikut,
-         Memperluas kekuasaannya kea rah barat dengan menghancurkan armada laut Turki, sehingga bangsa Portugis dapat mengawasi perdagangan dan pelayaran di laut antara Asia dengan Eropa.
-         Memperluas kekuasaannya kea rah timur dengan menguasai Malaka sehingga dapat menghentikan dan mneguasai aktivitas perdagangan Cina, India, maupun kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Pada tahun 1511, Malaka berhasil direbut oleh Portugis dibawah pimpinan Alfonso d’Albuequerque. Karena jatuhnya Kerajaan Malaka, bangsa Portugis dapat mengadakan perdagangan langsung di daerah Indonesia. Di Ternate bangsa Portugis berusaha merebut perdagangan cengkeh dan pala, akan tetapi dalam upaya itu bangsa Portugis telah berbuat suatu hal yang melukai perasaan orang-orang Islam dengan melanggar perjanjian terhadap Sultan Ternate.
Bangsa Portugis berusaha menanamkan kekuasaannya di daerah Maluku, namun karena tindakannya yang sewenang-wenang dan kejam menimbulkan terjadinya pertentangan antara rakyat Maluku dengan bangsa Portugis. Pertentangan semakin memuncak setelah terbunuhnya Sultan Hairun dari Kerajaan Ternate. Akhirnya pada tahun 1575 bangsa Portugis dapat diusir dari daerah Maluku dibawah pimpinan Baab Ullah.
Zaman kekuasaan colonial Portugis berlangsung dari tahun 1511 sampai tahun 1641 meninggalkan bekas-bekasnya dalam kebudayaan Indonesia saat ini.

2.      Kekuasaan VOC (Kompeni Belanda) di Indonesia

Pada tahun 1602 pedagang-pedagang Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut vereenigde Oosr Indische Compagnie (VOC) yang diresmikan dan bermarkas di Amsterdam.
Tujuan didirikan VOC :
1.      Mencari keuntungan sebanyak-banyaknya
2.      Memperkuat kedudukannya dalam menghadapi lawan-lawannya seperti Portugis dan Spanyol.
3.      Menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama kelomok atau kongsi pedagang Belanda yang telah ada.
VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang sehingga disebut “Dewan  Tujuh Belas”. (de heeren XVII) yang terdiri dari 8 pelabuhan perwakilan dagang di Belanda
Pembentukan VOC dibantu oleh pemerintahan Belanda dibawah Van Oldenbarneveldt. VOC diberi hak istimewa sehingga menjadi badan yang berdaulat. Hak istimewa itu diantaranya yaitu :
-         Hak monopoli untuk berdagang antara Amerika Selatan dengan Afrika.
-         Hak memelihara angkatan perang, berperang, mendirikan benteng, dan menjajah.
-         Hak untuk mengangkat pegawai.
-         Hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
Disamping memiliki hak, VOC juga mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipernuhi terhadap pemerintah Belanda, yaitu
-         Bertanggung jawab kepada Staten General (Badan Perwakilan).
-         Pada waktu berperang harus membantu pemerintah Belanda dengan uang dan angkatan perang.
Untuk mempermudah VOC dalam menjalankan tugas di Nusantara, dibentuklah “Dewan Hndia” (Raad van Indie) yang bertugas memberi  nasehat dan mengawasi kepemimpinan kepenguasaan Gubernur Jenderal yang pertama (Pieter Both).
Gubernur jenderal yang pernah menjabat :
      1.            Pieter Both (1610-1614)
Pos pertama yang didirikan di Banten tahun 1610, setelah berhasil menuju ke Jayakarta. Pangeran Wijayakrama (Raja Jayakarta) yang sangat terbuka dalam hal perdagangan dari luar, sehingga Sunda Kelapa menjadi sangat ramai.  Tahun 1611, Pieter Both dan Pangeran Jayakarta melakukan perjanjian pembelian sebidang tanah seluas 50x50 vadem (1 vadem=182cm) yang berlokasi di sebelah timur Muara Ciliwung.

      2.            Gerard Reynst (1614-1615)

      3.            Laurens Raael (1615-1619) yang berhasil membangun Mauritius di tepi Sungai Ciliwung


      4.            Jan Pieterzoon Coen (1618 – 1623) & (1627 – 1629)

Pada tahun 1618, Jan Pieterzoon Coen dengan izin dari Pangeran Jayakarta mendirikan benteng di kota Jayakarta. Ketika terjadi perselisihan antara Pangeran Jayakarta yang dibantu oleh Sultan Banten, orang-orang Belanda dibawah pimpinan Jan Pieterzoon Coen membakar kota Jayakarta 30 Mei 1619. Kemudian pada tahun 1619, Jan Pieterzoon Coen mendirikan kota baru diatas kota yang dibakar tersebut dengan nama kota Batavia. Lalu kota Batavia dijadikan sebagai pusat kekuasaan dan perdagangan Belanda di wialayah Indonesia.
Dari Batavia ini Belanda melakukan perluasan kekuasaan dengan menyerang kerajaan-kerajaan yang belum mau mengakui kekuasaan Belanda di wilayah Indonesia. Kerajaan-kerajaan itu seperti Kerajaan Banten, Makassar, Mataran, dan sebagainya. Dalam menghadapi kerajaan-kerajaan tersebut, Belanda melancarkan politik adu domba (devide et impera). Akibatnya rakyat Indonesia sangat membenci pemerintahan dan kekuasaan VOC atas wilayah Indonesia.
Cara-cara VOC untuk meningkatkan ekploitasi kekayaan alam :
1.      merebut pasaran produksi pertanian dengan memaksakan monopoli, seperti monopoli rempah-rempah di Maluku
2.      Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produki hasil pertanian
3.      VOC sementara cukup menduduki tempat-tempat strategis
4.      VOC melakukan campur tangan di berbagai kerajaan di Nusantara terutama tentang  pengumpulan hasil bumi.
5.      Lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi kalau tidak mau diperangi.

3.      Indonesia dibawah Pemerintahan Kerajaan Belanda
Pada akhir abad ke-18, VOC mengalami kemunduran akibat kerugian yang sangat besar dan memiliki utang yang sangat besar. Hal ini diakibatkan oleh,
-         Persaingan dagang dari bangsa Perancis dan Inggris.
-         Penduduk di Indonesia, terutama Jawa telah menjadi miskin, sehingga tidak mampu membeli barang-barang yang dijual oleh VOC.
-         Pedagang gelap merajalela dan menerobos monopoli perdagangan VOC.
-         Pegawai-pegawai VOC banyak yang melakukan korupsi dan kecurangan-kecurangan akibat dari gaji yang diterimanya terlalu kecil.
-         VOC mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara tentara dan pegawai-pegawai yang jumlahnya banyak.
Akibat kerugian besar yang diderita oleh VOC, maka pada tahun 1799 VOC dibubarkan. Segala hak dan kewajibannya diambil alih oleh pemerintah Republik Bataafsche yang berkuasa atas wilayah Indonesia sampai tahun 1807. Pada tahun 1807, Republik Bataafsche dihapuskan oleh Kaisar Napoleon Bonaparte dan diganti bentuknya menjadi Kerajaan Holland dibawah pemerintahan Raja Louis Napoleon Bonaparte. Akibat perubahan ketatanegaraan itu, akhirnya Indonesia menjadi daerah jajahan Kerajaan Holland (Kerajaan Belanda).


4.      Pemerintahan Daendels di Indonesia (1808-1811)

Pada tahun 1808, Daendels diangkat menjadi Gubernur Jenderal atas Indonesia yang bertugas mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Daendels:
1.      Membangun ketentaraan untuk memperkuat angkatannya dilengkapi dengan pendirian benteng-benteng, prabik mesiu dan juga rumah sakit tentara.
2.      Membangun Jalan Pos dari Anyer di Jawa Barat sampai Panarukan dengan melaksanakan kerja rodi
3.      Membangun pelabuhan di Banten yang memakan ribuan korban jiwa akibat kerja rodi, namun akhirnya gagal karena mendapat pertentangan dari Sultan Banten
4.      Permusuhan raja-raja di Jawa dengan Daendels
Setelah Sultan Banten menentang, Sultan Banten diasingkan di Ambon. Daendels juga membunuh Mangkubumi yang dianggap sebagi tiang perlawanan terhadap Belanda.adapun sultan yang diangkat oleh Daendels, dipaksa untuk menerima Kerajaan Banten yang telah diperkecil.
Ketika Daendels membuat peratuaran tentan sopan santun dengan Raja-raja Jawa tengah, Sultan Ngayogyakarta menentang, sehingga Daendels merampas dan mempersempit daerah keraton.  Sedangkan, Sultan Hamengkubowono I dipecat karena menentang dan mendapat gelar “Sultan Sepuh”.
5.      Usaha keuangan Daendels
Untuk memenuhi kebutuhan ia melakukan penjualan tanah rakyat kepada pihak swasta berbagai bangsa.
6.      Pembangunan kota
Karena kondisi kota Batavia yang tidak baik untuk kesehatan penduduk, Daendels menganjurkan pindah ke kota baru yang bernama “Weltervreden” dan “Meester Cornelis”
7.      Indonesia menjadi jajahan Perancis
Tahun 1810, pemerintahan Raja Louis Napoleon dihapuskan oleh kaisar Napoleon, sehingga wilayah negeri Belanda dijadikan wilayah kekuasaan Perancis. Sehingga demikian wilayah jajahannya di Indonesia menjadi milik Perancis.

5.      Kekuasaan Inggris di Indonesia
Setelah Daendels ditarik kembali ke negeri Belanda, Jansens diangkat sebagai gubernur jenderal atas wilayah Indonesia. Pada tahaun 1811, tentara Inggris mnegadakan serangan terhadap wilayah-wilayah yang dikuasi Belanda. Sejak tahun 1811, wilayah Indonesia menjadi daerah jajahn East Indian Company (EIC), badan perdagangan Inggris yang berpusat di Kalkuta (India), yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Lord Minto. Untuk wilayah Indonesia, Lord Minto mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai pemegang pemerintaham dengan pangkat Letnan Gubernur Jenderal.
Pemerintahan jajahan Inggris atas wilayah Indonesia tidak jauh berbeda dengan bangsa eropa lainnya. Tindakan yang dilakukan Raffles pada masa pemerintahannyan adalah membagi daerah Jawa atas 16 daerah karasidenan, dengan tujuan untuk mempermudah pemerintah melakukan pengawasan terhadap daerah yang dikuasinya. Disamping sebagai kepala pemerintahan jajahan Inggris atas wilayah Indonesia, Raffles sangat tertarik kepada sejarah, kebudayaan, dam kesenian di Jawa. Buah karya Thomas Stamford Raffles adalah buku yang berisikan sejarah Jawa yang berjudul History of Java.
Setelah Napoleon Bonaparte dapat dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian tertangkap, maka pada tahun 1814 melalui Konvensi London (Perjanjian London), Inggris mengembalikan semua daerah kekuasaan Belanda yang pernah dikuasai oleh Inggris. Akan tetapi Raffles tidak setuju dengan keputusan itu. Ia meletakkan jabatannya dan digantikan oleh Letnan Gubernur Jenderal John Fendall. Pada tahun 1816 John Fendall menyerahkan wilayah jajahan di Indonesia kepada Belanda.

6.      Pemerintah Kolonial Belanda
Setelah dilakukan perjanjian antara Inggris dengan Belanda pada Konvensi London (1814), daerah jajahan di Indonesia dikembalikan kepada Belanda. Untuk mengurus pengembalian itu dikirim komisi jenderal yang terdiri atas Van der Capellen, Elout, dan Buyskes yang mempunyai tugas untuk memperbaiki system pemerintahan dan perekonomian. Dalam menjalankan tugasnya itu, berbagai tantangan muncul, yaitu menghadapi perekonomian yang buruk, persaingan dagang bangsa Inggris, dan sikap bangsa pribumi yang memusihi bangsa Belanda. Bangsa Indonesia tidak ingin dijajah lagi dan menentang bangsa Belanda. Ditinjau dari sejarah Indonesia, sejak tahun 1816 samapi tahun 1900, bangsa Indonesia sudah menentang masuk dan berkuasanya negara asing termasuk Belanda. Pertentangan antara bangasa Indonesia dengan bangsa Belanda disebabkan oleh hal berikut,
-         Kebencian golongan raja dan bangsawan pribumi terhadap pemerintah Belanda yang menyebabkan kemunduran kekuasaan mereka.
-         Kebencian golongan pedagang pribumi terhadap Belanda yang mematikan mata pencaharian mereka.
-         Kebencian terhadap Belanda berdasarkan agama, seperti meletusnya Perang Diponegoro, Perang Padri, Perang Aceh, dan sebagainya.
Untuk menghadapi pertentangan dari bangsa Indonesia, Belanda menindasnya dengan jalan perang colonial dan politik devide et impera. Hal ini mengakibatkan terjadinya permusuhan antara kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Indonesia.



Bab III
Penutup

Kesimpulan

Perlawanan kerajaan-kerajaan dan rakyat terhadap praktik kolonialisme Barat meliputi perlawanan terhadap Portugis dan VOC, serta perlawanan terhadap pemerintah kolonial. Perlawanan ini berlangsung seiring dengan perluasan kolonialisme dan imprialisme Barat di berbagai wilayah di Kepulauan Nusantara. Beberapa perlawanan bersifat sangat lokal dan bahkan individual atau kelompok kecil dan hanya berlangsung dalam waktu yang singkat. Sedangkan perlawanan lain bersifat massal dan mencakup wilayah yang luas.
Bangsa Barat mulai datang ke Indonesia pada abad ke-16. Namun, hubungan ekonomi antara Eropa dan Indonesia sebenarnya telah berlangsung jauh sebelum para pedagang itu datang.
Tokoh-tokoh penjelajahan samudera dari Spanyol antara lain : Christophorus Columbus, dan Ferdinand Magelhaens, sedangkan tokoh-tokoh dari Portugis antara lain : Bartholhomeus Diaz dan Vasco da Gama.
Bangsa Portugis pertama datang ke Ternate tahun 1511, Spanyol ke Tidore 1521, dan Belanda ke Banten tahun 1526.
VOC adalah kongsi dagang Belanda yang dibentuk untuk menghindari terjadinya persaingan, dengan hak oktroi yang dimilikinya, VOC tampil sebagai kekuatan imprialis di Indonesia.
Setelah VOC dibubarkan, maka berturut-turut yang menjadi gubernur jenderal di Indonesia adalah Daendels, Jansens dan Raffles.



Daftar Pustaka

Badrika,I Wayan. 2006. Sejarah Untuk SMA Kelas XI 2 Program Ilmu Alam. Jakarta: Penerbit Erlangga
Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah Untuk SMA Kelas XI 2 Program Ilmu Alam. Jakarta: Penerbit Erlangga
Taupan, Muhammad. Sejarah Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1 dan  2 Program IPS. Bandung: CV. Yrama Widya.
Kementrerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014. 2014. Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas XI Semester 1. Jakarta : Kemendikbud
http://www.emakalah.com/2013/12/perkembangan-kolonialisme-dan.html#ixzz3AlG1gz2f (diunduh 18 Agustus 2014)
http://kellyfajri.wordpress.com/masuknya-kolonialisme-dan-imperialisme-di-indonesia/ (diunduh 19 Agustus 2014)
http://gghindiabelanda.blogspot.com/2005/12/jan-pieterszoon-coen-1619-1623-1627.html (diunduh 19 Agustus 2014)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar