TARI GANDRUNG
Sejarah Tari Gandrung:
Kesenian
gandrung Banyuwangi muncul bersamaan dengan dibabadnya hutan “Tirtagondo”
(Tirta arum) untuk membangun ibu kota Balambangan pengganti Pangpang (Ulu
Pangpang) atas prakarsa Mas Alit yang dilantik sebagai bupati pada tanggal 2
Februari 1774 di Ulupangpang Demikian antara lain yang diceritakan oleh para
sesepuh Banyuwangi tempo dulu.
Tari Gandrung ditarikan oleh beberapa orang
wanita. Untuk menari Tari Gandrung, penari harus mempersiapkan diri dengan
melakukan ritual-ritual yang memakan waktu yang cukup lama.
Tata Rias Tari gandrung:
a. Bagian Tubuh
Busana untuk tubuh terdiri dari baju
yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas,
serta manik-manik yang mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher
hingga dada, sedang bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka. Di
bagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup tengah dada dan sebagai
penghias bagian atas. Pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah
kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta
diberi hiasan kain berwarna-warni sebagai pemanisnya. Selendang selalu
dikenakan di bahu.
b. Bagian kepala
Kepala dipasangi hiasan serupa
mahkota yang disebut omprok yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak
dan diberi ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena,
[putra Bima] yang
berkepala manusia raksasa namun berbadan ular serta menutupi seluruh rambut
penari gandrung. Selanjutnya pada mahkota tersebut diberi ornamen berwarna
perak yang berfungsi membuat wajah sang penari seolah bulat telur, serta ada
tambahan ornamen bunga yang disebut cundhuk mentul di atasnya.
c. Bagian Bawah
Penari gandrung menggunakan kain
batik dengan corak bermacam-macam. Namun corak batik yang paling banyak dipakai
serta menjadi ciri khusus adalah batik dengan corak gajah oling, corak
tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih. Sebelum tahun 1930-an, penari gandrung tidak
memakai kaus kaki, namun semenjak dekade tersebut penari gandrung selalu
memakai kaus kaki putih dalam setiap pertunjukannya.
Alat Musik Pengiring:
Musik pengiringnya meliputi:
Saron
Angklung
Gong
Rebana
Kendang
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar