Sabtu, 20 Februari 2016

SIFAT-SIFAT UNSUR KIMIA


1.    GAS MULIA
Unsur gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat pada golongan VIII A sistem periodik, yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), ksenon (Xe) dan radon (Rn). Kelompok ini disebut gas mulia karena sifatnya yang sukar bereaksi. Unsur-unsur gas mulia, kecuali helium mengandung delapan elektron di kulit terluar, sehingga bersifat stabil. Kestabilan gas-gas mulia ini sempat membuat para ahli kimia yakin bahwa gas mulia benar-benar tidak dapat dan tidak mungkin membentuk senyawa, dan itulah sebabnya sering dinamai gas-gas lembam (inert gases).
a.    Sifat-Sifat  Fisis Gas Mulia
Unsur-unsur gas mulia merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Gas mulia adalah satu-satunya kelompok gas yang partikel-partikelnya berwujud atom tunggal (monoatomik). Argon, kripton dan xenon sedikit larut dalam air, sebab atom-atom gas mulia ini dapat terperangkap dalam rongga-rongga kisi molekul air. Struktur semacam ini disebut klatrat.
Beberapa data tentang gas mulia dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No
Sifat-sifat
He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn
1
Massa atom
4
20
40
84
131
222
2
Jari-jari atom (pikometer)
93
113
154
169
190
225
3
Energi ionisasi (Kj/mol)
2640
2080
1520
1350
1170
1040
4
Kerapatan (Kg/m3)
0,18
0,90
1,80
3,75
3,80
10,00
5
Titik didih (0C)
-269
-246
-186
-153
-108
-62
6
Titik leleh/beku (0C)
-272
-249
-189
-157
-112
-71
Dari tabel di atas dapat disimpulkan:
1.    Gas-gas mulia memiliki harga energi ionisasi yang besar, bahkan terbesar dalam masing-masing deret seperiode. Hal ini sesuai dengan kestabilan struktur elektron gas-gas mulia yang sangat sukar membentuk senyawa
2.    Dari atas ke bawah energi ionisasi mengalami penurunan, hal ini dapat menerangkan mengapa gas-gas mulia yang letaknya lebih bawah mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk membentuk senyawa.
3.    Makin ke bawah letaknya, gas mulia memiliki harga kerapatan, titik didih dan titik leleh yang makin besar. Hal ini sesuai dengan konsep ikatan, bahwa gaya tarik Van Der Walls antar partikel akan bertambah besar apabila jumlah elektron per-atom bertambah.
b.   Sifat-Sifat Kimia Gas Mulia
Dunia kimia seperti terguncang ketika pada tahun 1962, Bartlett berhasil membuat senyawa stabil dari xenon, yaitu XePtF6. Tidak lama kemudian ahli riset lainnya dapat membuat berbagai senyawa dari xenon, radon, dan kripton. Radon dapat bersenyawa dengan flourin, sedangkan xenon memerlukan pemanasan untuk memulai reaksi. Kripton lebih sukar bereaksi, sementara helium, neon, dan argon, ternyata lebih sukar lagi beeaksi.
Fakta di atas menunjukkan bahwa kereaktifan gas mulia bertambah besar dari atas ke bawah karena seiring bertambahnya jari-jari atom. Dapat diduga bahwa gas mulia hanya akan bereaksi dengan unsur-unsur yang mempunyai daya tarik eletron terbesar.
c. Kegunaan Gas Mulia
1.  Helium = pengisi balon meteorologi, kapal balon, membuat atmosfer inert, campuran 80% helium dengan 20%oksigen mengantikan udara pernafasan penyelam, pengelasan.
2.    Neon = membuat lampu-lampu reklame yang memberi warna merah. Neon cair sebagai pendingin untuk menciptakan suhu rendah, membuat indikator tegangan tinggi, penangkal petir, dan tabung-tabung televisi.
3.  Argon = pengganti helium untuk menciptakan atmosfer inert, pengisi lampu pijar.
4. Kripton = bersama-sama dengan argon untuk pengisi lampu fluoresensi (lampu tabung), untuk lampu kilat fotografi berkecepatan tinggi, salah satu spektrumnya digunakan sebagai standar panjang untuk meter.
5. Xenon = untuk pembuatan tabung elektron, digunakan dalam bidang atom dalam ruang gelembung.

2.    HALOGEN
Golongan halogen meliputoi flourin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin (I) dan astatin (At). Nama “halogen” berasal dari bahasa Yunani yang artinya “pembentuk garam”. Dinamakan demikian karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Misalnya klorin bereaksi dengan natrium membentuk natrium klorida (NaCl), yaitu garam dapur. Dalam sistem periodik, unsur halogen terdapat pada golongan VII A, mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2np5. Konfigurai elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen sangat reaktif. Halogen cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan negatif satu.
a.    Sifat-Sifat Fisis Halogen
  Sifat-sifat
Flourin
Klorin
Bromin
Iodin
Astatin
Jari-jari atom (ppm)
133
180
195
215
Jari-jari kovalen
71
99
114
133
145
Energi ionisasi (KJ/mol)
1680
1250
1140
1008
912
Keelektronegatifan
4
3
2,8
2,5
2,2
Afinitas elektron (KJ/mol)
-328
-349
-325
-295
-270
Kerapatan (Kg/m3)
1696
3214
3110
49630
Titik leleh(0C)
-220
-10
7,2
114
Titik didih(0C)
-180
-35
59
184
337
Potensial reduksi
+2,87
+1,36
+1,065
+0,535
1.      Struktur Halogen
Dalam bentuk unsur, halogen terdapat sebagai molekul diatomik. Kestabilan molekul halogen berkurang dari Cl2 ke I2 karena pertambahan jari-jarinya dari atas ke bawah, dan unsur yang paling reaktif adalah flourin.
2.      Wujud Halogen
Pada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudaha menyublim.
3.      Warna dan Aroma Halogen
F berwarna kuning muda, Cl berwarna hijau muda, Br berwarna merah tua, I padat berwarna hitam, sedangkan uap I berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun. Kata klorin, iodin, dan bromin berasal dari bahasa Yunani yang artinya berturut-turut hijau, ungu, dan bau pesing (amis).
4.      Kelarutan Halogen
Semua halogen bersifat mudah larut dalam pelarut nonpolar karena molekulnya bersifat nonpolar. Kelarutan dalam air berkurang dari F ke I dan tidak hanya sekadar melarut, tetapi diikuti sutu reaksi.
b. Sifat kimia Halogen
Kereaktifan unsur nonlogam dapat dikaitkan dengan kemampuan menarik elektron membentuk ion negatif, semakin negatif nilai afinitas elektron menunjukkan semakin besar kecenderungan menarik elektron, berarti kereaktifan bertambah. Kereaktifan halogen menurun dari flourin ke iodin.
1.    Reaksi-Reaksi Halogen
  1. Reaksi dengan Logam
2Al + 3 Br2   →     2 AlBr3
2Fe + 3 Cl2   →     2 FeCl3
Cu + F2        →      CuF2
  1. Reaksi dengan Hidrogen
Semua halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrogen halide (HX)
H2 + X2   →   2HX
  1. Reaksi dengan nonlogam dan metaloid tertentu. Contoh:
Si + 2X2     →       SiX4
2B + 3X2   →      2BX3
  1. Reaksi dengan Hidrokarbon (Reaksi Subsitusi)
CH4 + Cl2        →       CHCl3 + HCl
Flourin bereaksi hebat, tetapi iodin tidak bereaksi
  1. Reaksi dengan Air
Flourin bereaksi hebat dengan air mebentuk HF dan membebaskan oksigen
F2 + H2O     →     2HF + O2
Halogen lainnya mengalami reaksi disproporsionasi dalam air menurut kesetimbangan berikut
X2 + H2O   →     HX + HXO
  1. Reaksi dengan Basa
Klorin, bromin dan iodin mengalami reaksi disproporsionasi
Contoh : Cl2(g) + 2NaOH(aq)      →       NaCL(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
  1. Reaksi antarhalogen, reaksinya secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut:
X2 + nY2    →     2XYn
Y = halogen yang lebih elektronegatif
n = 1,3,5 dan 7

2.    Daya Oksidasi Halogen
Oleh karena unsur halogen mudah menangkap elektron (mengalami reduksi) maka unsur halogen merupakan zat pengoksidasi (oksidator) yang kuat. Daya oksidasi halogen meningkat dengan berkurangnya nomor atom. Itulah sebabnya suatu unsur halogen dapat mengoksidasi halogen lain di bawahnya, tetapi tidak mampu mengoksidasi halogen yang di atasnya.
Halogen dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi -1, +1, +3, +5 dan +7. oleh karena keelektronegatifan unsuir halogen sangat besar, maka pada umumnya halogen dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi -1. Bilangan oksidasi positif hanya akan dimiliki halogen apabila ia berikatan dengan atom yang lebih elektronegatif, misalnya oksuigen atau halogen lain yang letaknya lebih atas dalam sistem periodik.
Klorin, bromin dan iodin dapat membentuk senyawa-senyawa oksihalogen. Flourin tidak dapat membentuk senyawa oksihalogen sebab keelektronegatifan flourin lebih besar daripada oksigen.
Berdasarkan jumlah atom oksigennya, asam oksihalogen mempunyai nama sebagai berikut. misal :
No
Rumus molekul
Bilangan oksidasi
Nama
1
HclO
+1
Asam hipoklorit
2
HClO2
+3
Asam klorit
3
HClO3
+5
Asam klorat
4
HClO4
+7
Asam perklorat
Kekuatan asam oksihalogen dapat ditentukan dengan melihat jumlah unsur oksigen yang terikat pada asam oksihalogen tersebut. Semakin besar jumlah atom oksigennya, semakin kuat pula asamnya. Untuk jumlah atom oksigen yang sama, asam oksiklorin lebih kuat daripada asam oksibromin dan asam oksibromin lebih kuat daripada asam oksiiodin. Jadi asam perklorat (HClO4) adalah asam oksihalogen yang paling kuat, bahkan merupakan asam paling kuat di semua asam yang dikenal.
c.    Kegunaan Halogen dan Senyawanya
  • Flourin
  1. Gas flourin (F2) terutama digunakan dalam proses pengolahan isotop uranium -235 dari isotop uranium-238 melalui difusi gas
  2. Asam flourida (HF), yang dapat bereaksi dengan gelas, sehingga sering digunakan untuk mengukir (mengetra) gelas
  3. Natrium heksa flourosilikat (Na2SiF6), bahan yang dicampurkan pada pasta gigi agar gigi menjadi kuat
  4. NaF, zat yang digunakan untuk mengawetkan kayu dari gangguan serangga
  5. SF6, sutau gas yang digunakan sebagai insulator
  6. Kriolit (Na3AlF), bahan yang digunakan sebagai pelarut dalam pengolahan logam Al secara elektrolisis.
  7. Freon-12 (CF2Cl2), senyawa yang dipakai sebagai zat pendingin pada kulkas dan AC, serta sebagai zat pendorong pada kosmetika aerosol (spray)
  8. Teflon, suatu jenis plastik tahan pans yang banyak digunakan pada peralatan mesin
  • Klorin
  1. Gas Cl2 mempunyai sifat desinfektan, sehingga sering dialirkan pada air kolam renang untuk memusnahkan kuman-kuman berbahaya.
  2. Gas Cl2 dapat menarik timah dari kaleng bekas, membentuk SnCl4 kemudian direduksi menjadi timah murni
  3. HCl, digunakan untuk membersihkan permukaan logam serta untuk mengekstraksi logam-logam tertentu dari bijihnya.
  4. NaCl, dipaki sebagi garam dapur dan sebagi bahan baku pada berbagai jenis industri kimia
  5. KCl sebagai pupuk tanaman
  6. NH4Cl, elektrolit pengisi batu baterai
  7. NaClO, mengoksidasi zat warna sehingga digunakan sebagai zat pengelantang untuk kain dan kertas
  8. Kalium kloart, bahan pembuat mercon dan korek api
  9. Seng klorida (ZnCl2), bahan pematri (solder)
  10. Kalsium hipoklorit (CaCOCl)2 disingkat kaporit, pemusnah kuman pada air ledeng
  • Bromin
  1. NaBr, zat sedutif atau obat penenang saraf
  2. AgBr, yang disuspensikan dalam gelatin untuk dipakai sebagai film fotografi
  3. Metal bromida (CH3Br), suatu bahan campuran zat pemadam kebakaran
  4. Etilen dibromida (C2H4Br2), yang sering ditambahkan pada bensin, agar senyawa Pb dalam bensin diubah menjadi PbBr2, sehingga logam pb tidak mengendap dalam silinder
  • Iodin
  1. Larutan I2 dalam alkohol yang disebut sebagai tingtur yodium, obat luka agar tidak terkena infeksi
  2. Kalium iodat (KIO3) yang ditambahkan pada garam dapur, agar tubuh kita memperoleh iodin
  3. Perak iodida (AgI), digunakan dalam film fotografi
3.    LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH
Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu, air abu bersifat basa.
Kata alkali ini menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali dan alkali tanah
adalah membentuk basa.
Alkali dan alkali tanah merupakan unsur logam yang sangat reaktif. Logam alkali adalah logam golongan IA yang terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Sedangkan logam alkali tanah terdiri dari Berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Radium kadang tidak dianggap sebagai alkali tanah karena sifat radioaktif yang dimilikinya.
Unsur pada golongan IA dan IIA ini memiliki sifat yang hamper sama, yakni suatu reduktor, pembentuk basa, dan mempunyai warna nyala yang indah, sehingga digunakan sebagai kembang api.
Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tak
pernah ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur
logam alkali harus disimpan dalam medium minyak.
a. Sifat – Sifat Fisis Logam Alkali
Sifat – sifat fisis logam alkali cenderung beraturan. Dari atas ke bawah, jari – jari atom dan massa jenis bertambah, sedangkan titik leleh dan titik didih berkurang. Sementara itu, energi pengionan dan keelektronegatifan berkurang. Potensial elektrode dari atas ke bawah cenderung bertambah, kecuali litium, yang mempunya potensial elektroda paling besar.
b. Sifat-Sifat Kimia Logam Alkali
Logam alkali merupakan logam yang paling reaktif. Semakin reaktif
logam, semakin mudah logam itu melepaskan elektron, sehingga energi
ionisasi alkali cenderung rendah. Logam alkali memiliki energi ionisasi yang
semakin rendah dari atas ke bawah. Sehingga kereaktifan logam alkali
semakin meningkat dari atas ke bawah. Hampir semua senyawa logam alkali
bersifat ionik dan mudah larut dalam air.
Reaksi-Reaksi Logam Alkali
1.    Reaksi dengan air
Semua logam alkali bereaksi dengan air membentuk basa dan gas hidrogen. Litium bereaksi dengan agak pelan, sedangkan natrium bereaksi hebat. Kalium, rubidium, dan sesium meledak jika dimasukkan ke dalam air.
2L(s) + 2H2O(l)   →           2LOH(aq) + H2(g)   , dengan L = logam alkali
2.    Reaksi dengan hidrogen
Jika dipanaskan, logam alkali dapat bereaksi dengan gas hidrogen membentuk hidrida.
2L(s) + H2(g)            →      2LH(s)
3.    Reaksi dengan oksigen
     4L(s) + O2(g)  →  2L2O(s)             L = logam alkali
     2Na(s) + O2(g) →  Na2O2(s)
     L(s) + O2(g)     →   LO2                 (L = K, Rb, Cs)
4.    Reaksi dengan halogen
Logam alkali bereaksi hebat dengan halogen membentuk garam halida.
2L(s) + X2  →  2LX(s)
c. Warna Nyala Logam Alkali
Unsur
Warna Nyala
Litium
Merah
Natrium
Kuning
Kalium
Ungu
Rubidium
Merah
Sesium
Biru
d. Sifat – Sifat Fisis Logam Alkali Tanah
Dari Berilium ke Barium, jari – jari atom meningkat secara beraturan.
Penambahan jari – jari menyebabkan turunnya energi pengionan dan
keelektronegatifan. Potensial elektrode juga meningkat dari Kalsium ke
Barium. Akan tetapi, Berilium menunjukkan penyimpangan karena potensial
elektrodenya relatif kecil. Titik leleh dan titik didih cenderung menurun dari
atas ke bawah. Sifat – sifat fisis lebih besar jika dibandingkan dengan logam
alkali. Hal ini disebabkan karena logam alkali tanah mempunyai 2 elektron
valensi, sehingga ikatan logamnya lebih kuat.
e. Sifat-Sifat Kimia Logam Alkali Tanah
Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari Berilium ke Barium.
Karena dari Berilium ke Barium jari – jari atom bertambah besar, energi
ionisasi serta keelektronegatifan berkurang. Akibatnya, kecenderungan untuk
melepas elektron dan membentuk senyawa ion makin kuat.
Alkali tanah kurang reaktif bila dibandingkan dengan alkali. Hal ini
disebabkan karena jari – jari atom alkali tanah lebih kecil, sehingga energi
pengionannya semakin besar. Alkali tanah memiliki elektron valensi 2,
sehingga kurang reaktif bila dibandingkan dengan alkali yang bervalensi 1(satu)
.
Reaksi-Reaksi Logam Alkali Tanah
1.    Reaksi dengan air
M(s) + 2H2O(l) →  M(OH)2(aq)+ H2(g)                 (M = Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra)
2.    Reaksi dengan udara
2M(s) + O2(g)         →        2MO(s)
3M(s) +N2(g)             →             M3N2(s)

3.    Reaksi dengan halogen (X2)
M(s) + X2(g)           →        MX2(s)
4.    Reaksi dengan asam dan basa
M(s) + 2HCl(aq)     →        MCl2(aq) + H2(g)
Be(s) + NaOH(aq) + 2H2O(l)         →        Na2Be(OH)4(aq) + H2(g)
f. Warna Nyala Logam Alkali Tanah
Unsur
Warna Nyala
Berilium
Putih
Magnesium
Putih
Kalsium
Jingga-merah
Strontium
Merah
Barium
Hijau

g. Manfaat unsur – unsur alkali dan alkali tanah
1.      Natrium (Na)
·      Digunakan sebagai cairan pendingin pada reaktor nuklir , karena meleleh pada 980C dan mendidih pada 8920C
·      Uap natrium digunakan untuk lampu natrium yang berwarna kuning dan dapat menembus kabut
  • Digunakan pada industry pembuatan bahan anti ketukan pada bensin , yaitu TEL ( tetraetillead)
  • Campuran Na dan K untuk thermometer temperatur tinggi
  • Pada produksi logam titanium untuk pesawat terbang logam natrium juga digunakan untuk foto sel dalam alat – alat elektronik.
  • Natrium hidroksida (NaOH) atau soda api digunakan dalam industry tekstil , plastic , pemurnian minyak bumi serta pembuatan senyawa natrium lainnya
  • Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai garam dapur . pembuatan klorin dan NaOH mengawetkan berbagai jenis makanan dan mencairkan salju di jalan raya daerah beriklim sedang.
  • Natrium bikarbonat (Na2HCO3) disebut juga soda kue sebagai bahan pengembang pada pembuatan kue
  • Natrium karbonat (Na2CO3) dinamakan juga soda abu digunakan dalam industry pembuatan kertas industry detergent , industry kaca dan bahan pelunak air ( menghilangkan kesadahan air)
2.       Litium (Li)
  • Logam ini digunakan untuk pentransfer panas , untuk bahan anoda, pembuatan gelas,dan keramik khusus dan untuk keperluan bidang nuklir
  • Litium stearat digunakan untuk pembuatan minyak pelumas bertemperatur tinggi.
  • Digunakan untuk pembuatan baterai
3.      Kalium(K)
  • Unsur kalium penting bagi pertumbuhan
  • Unsur kalium digunakan untuk pembuatan kalium superoksida (KO2) yang dapat bereaksi dengan air membentuk oksigen
  • KCl dan K2SO4 digunakan untuk pupuk pada tanaman
  • KNO3 digunakan sebagai komponen esensial dari bahan peledak , petasan dan kebang api
  • KCLO3 digunakan untuk bahan pembuata korek api dan bahan peledak
  • Kalium hidroksida (KOH) digunakan sebagai bahan pereaksi dalam pembuatan sabun mandi
  • K2O2 digunakan untuk bahan cadangan oksigen dalam pertambangan dan kapal selam.
4.      Rubidium (Rb) dan Cesium (Cs)
  • Rubidium dan cesium digunakan sebagi permukaan peka cahaya dalam sel fotolistrik yanf dapat mengubah energy cahaya menjadi energy listrik
  • Cesium digunakan sebagi getter pada tabung electron dan sebagai katalis hidrogenasi.
5.      Berilium (Be)
  • Perpaduan atara Be dan Cu menghasilkan logam sekeras baja, maka digunakan untuk per/ pegas dan sambuangan listrik
  • Logam berilium dipakai pada tabung sinar X , komponen reactor atom, dan pembuatan salah satu komponen televisi.
6.      Magnesium (Mg)
  • Digunakan untk pembuatan logam paduan (alloy) untuk membuat campuran logam yang ringan dan liat yang  dapat digunakan pada pembuata alat – alat ringan seperti suku cadang pesawat atau alat – alat rumah tangga.
  • Magnesium sulfat (MgSO4.7H2O) digunakan untuk pupuk , obat-obatan dan lampu blitz seta kembang api karena maganesium mudah terbakar dan cahayanya putih menyilaukan mata.
  • Magnesium hdroksida (Mg(OH)2) sebagai obat maag dan sebagai bahan pasta gigi
7.      Kalsium (Ca)
  • CaO dan Ca(OH)2 digunakan dalam industry baja . CaSO4 sebagi bahan semen
  • Gips ( CaSO4.2H2O) digunakan dalam bidang kesehatan untuk penderita patah tulang  dan untuk cetakan gigi
  • Kalsium karbonat (CaCO3) sebagai bahan obat ( antacid) dan bahan pengisi dan pelapis kertas .
  • Kalsium dididrogen fosfat (Ca(H2PO4)2) digunakan sebagai bahan pupuk CaOCl2 sebagai disinfektan.
  • Kalsium hidroksida Ca(OH)2 digunakan dalam pembuatan basa lain, sebagai serbuk pemutih dalam pemurnian gula dan kapur dinding.
  • Kalsium klorida (CaCl2) sebagai pelebur es dijalan raya pada musim dingin dan untuk menurunkan titik beku pada mesin pendingin.
8.       Stronsium (Sr) dan Barium (Ba)
  • Senyawa strosium dan barium digunakan untuk pembuatan kembang api karena member warna nyala yang bagus dan menarik. Sr warna nyala merah tua dan Ba warna nyala hijau tua.
  • Barium sulfat (BaSO4) untuk pembuatan foto sinar X pada perut.


5.                  UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA
a.    Sifat-Sifat Fisis
Dari kiri ke kanan, sifat unsur periode ketiga berubah dari logam-metaloid-nonlogam-gas mulia.
Logam
Metaloid
Nonlogam
Gas mulia
Na-Mg-Al
Si
P-S-Cl
Ar

1.    Titik leleh dan titik didih
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan meningkst secara bertahap dan mencapai puncaknya pada golongan IVA (Silikon), kemudian turun secara drastis pada golongan VA (Fosforus).
2.    Energi ionisasi
Dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah karena adanya penambahan muatan efektif inti pada elektron kulit terluar.
3.    Sifat logam dan nonlogam
Na, Mg, dan Al merupkan logam sejati. Ketigaya dapat menghantarkan listrik dan panas dengan baik, serta menunjukkan kilap logam yang khas. Mereka larut dalam asam membentuk kation tunggal Na+, Mg2+, dan Al3+.                              
Al juga larut dalam larutan basa kuat membentuk anion Al(OH)4- dan gas hidrogen. Na merupakan logam yang ringan dan lunak, Mg lebih keras, tetapi agak rapuh; sedangkan Al lebih kuat lagi.
Silikon tergolong metaloid daan bersifst semikonduktor. P, S, dan Cl merupakan unsur nonlogam. Padatan ketiga unsur itu tidak mwnghantarkan listrik. Secara kimia, sifat nonlogam dari ketiga unsur tersebut terrcermin dari kemampuannya membentuk ion negatif.
b.   Sifat-Sifat Kimia
1.    Daya reduksi dan daya oksidasi unsur periode ketiga
Berdasarkan harga potensial elektrode dari unsur Na, Mg, Al, dan Cl, disimpulkan bahwa dari Na ke Cl daya redusi berkurang, sedangkan daya oksidasi bertambah. Na merupakan reduktor terkuat sedangkan Cl merupakan oksidator terkuat.
2.    Sifat asam basa dari hidroksida unsur periode ketiga
Hidroksida dari unsur periode ketiga dapat dinyatakan sebagai M(OH)x, dengan M = unsur periode ketiga (kecuali Ar), dan x = nomor golongan. Hidrokssida unsur periode ketiga terdiri atas NaOH, Mg(OH)2, Al(OH)3, Si(OH)4, P(OH)5, S(OH)6, dan Cl(OH)7. Dari Na ke Cl energi ionisasi bertambah yang menyebabkan sifat basa berkurang, sedangkan sifat asam bertambah. Atau dapat disimpulkan sebagai berikut:

Rumus kimia hidroksida
NaOH
Mg(OH)2
Al(OH)3
Si(OH)4
(H2SiO3)
P(OH)5
(H3PO4)
S(OH)6
(H2SO4)
Cl(OH)7
(HClO4)
Jenis ikatan
Ionik
Ionik
Ionik-Kovalen
Kovalen
Kovalen


Sifat asam basa
Basa kuat
Basa kuat
Amfoter
Asam sangat lemah
Asam lemah
Asam kuat
Asam sangat kuat

c.    Kegunaan Unsur Si, S, dan P
-Silikon = 1. Silika (SiO2) dan Silikat (SiO3) digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin, dan semen.
2. Larutan pekat natrium silikat (Na2SiO3) untuk mengawetkan telur, sebagai perekat, bahan pengisi (filter) dalam deterjen.
3. Karborundum, yaitu silikon karbida (SiC) sebagai ampelas.
4. Silika gel, dibuat dengan melepas sebagian air dari asam silika (H2SiO3 atau SiO2.H2O), yang digunakan sebagi pengering dalam berbagai macam produk.
-Sulfur =  Asam Sulfat (H2SO4) digunakan dalam industri pupuk, industri cat/zat warna, pembuatan deterjen, industri logam (electroplating), industri bahan peledak, obat-obatan, pemurnian minyak bumi, dan untuk pengisi aki.
-Fosfor = 1. Asam fosfat (2H3PO4) untuk membuat pupuk superfosfat, bahan penunjang deterjen, bahan pembersih lantai, insektisida, dan makanan hewan.
                   2. Pupuk superfosfat, kalsium dihidrogenfosfat [Ca(H2PO4)2], sebagai pupuk, atau bisa dalam senyawa amonium fosfat sekunder (NH4)2HPO4.
                   3. Natrium Tri Poli Fosfat (STPP), Na5P3O10, digunakan sebagai bahan penunjang deterjen.
                   4. Fosforus merah dan senyawa P tertentu digunakan pada pembuatan korek api.

5.  UNSUR – UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB – VIIB dan VIIIB. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada subkulit d dalam konfigurasi elektronnya.
Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
a. Sifat-Sifat Umum
1.    Bersifat logam. Dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi.
2.    Bersifat paramagnetik (sedikit tertarik ke dalam medan magnet).
3.    Membentuk senyawa-senyawa yang berwarna.
4.    Mempunyai beberapa tingkat oksidasi.
5.    Membentuk berbagai macam ion kompleks.
6.    Berdaya katalitik.
b.   Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar listrik dan panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai konduktivitas listrik paling tinggi pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur logam transisi lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d dan s, sehingga ikatannya semakin kuat (Mc. Murry dan Fay, 2000: 867).
c.  Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2, unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Seperti vanadium yang punya bilangan oksidasi +2, +3, dan +4 (Keenan, dkk, 1992: 167).
d.    Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu para-magnetik, di mana atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya dan diamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan. Sedangkan pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat (Brady, 1990: 698).
e.     Warna Senyawa Unsur Transisi Periode Keempat
Pada umumnya unsur-unsur transisi periode keempat membentuk senyawa berwarna, baik dalam bentuk padat maupun larutan. Ini berkaitan dengan adanya subkulit d yang tidak terisi penuh. Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d nya kosong. Senyawa dari Zn2+ juga tidak berwarna karena subkulit 3d nya terisi penuh. Contoh-contoh warna senyawa unsur-unsur transisi:
-                                                                                                                                                        Larutan Co(NO3)2 = merah
-                                                                                                                                                        Larutan K2Cr2O7   = oranye
-                                                                                                                                                        Larutan K2CrO4     = kuning
-                                                                                                                                                        Larutan NiCl2         = hijau
-                                                                                                                                                        Larutan CuSO4     = biru
-                                                                                                                                                            Larutan KmnO4    = ungu
f.  Beberapa Kegunaan Unsur-Unsur Transisi :
-     Skandium, digunakan pada lampu intensitas tinggi.
-     Titanium, digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia (pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik).
-    Vanadium, digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat.
-     Kromium, digunakan sebagai plating logam-logam lainnya.
-     Mangan, digunakan pada produksi baja dan umumnya alloy mangan-besi.
-     Besi, digunakan pada perangkat elektronik.
-     Kobalt, digunakan untuk membuat aliansi logam.
-     Nikel, digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat, membuat monel.
-     Tembaga, digunakan pada alat-alat elektronik dan perhiasan.
-     Seng, digunakan sebagai bahan cat putih, antioksidan pada pembuatan ban mobil, dan bahan untuk melapisi tabung gambar televisi.


6.    ION KOMPLEKS

a.    Struktur Ion Kompleks
Ion kompleks adalah ion yang terdiri dari suatu ion atau atom pusat (biasanya ion logam transisi) dan beberapa anion atau molekul netral yang terikat langsung pada ion atau atom pusat melalui ikatan kovalen koordinat.
Selanjutnya, ion logam itu disebut ion pusat, sedangkan anion atau molekul netral yang terikat kepadanya disebut ligan. Jadi, suatu ion kompleks terdiri atas satu ion pusat dan ligan-ligannya.
b.   Ligan
Ligan bertindak sebagai penyumbang pasangan elektron, sedangkan ion pusat menyiapkan orbital kosong. Ligan yang menyumbangkan satu pasang elektron disebut unidentat; yang menyumbangkan dua pasang elektron disebut bidentat; yang menyumbang lebih dari dua pasang elektron disebut polidentat.
Beberapa contoh ligan
Jenis Ligan
Nama Ligan
Monodentat

H2O
Akua
NH3
Amin
F-
Fluoro
Cl-
Kloro
OH-
Hidrokso
CN-
Siano
SO2O32-
Tiosulfato
NO2-
Nitro











c.    Bilangan Koordinasi
Jumlah ligan sederhana atau jumlah ikatan koordinasi yang dibentuk oleh satu ion pusat disebut bilangan koordinasi ion pusat itu. Bilangan koordinasi besi dalam ion kompleks Fe(CN)64- adalah 6, sedangkan bilangan koordinasi tembaga dalam ion kompleks Cu(NH3)42+ adalah 4.
d.   Muatan Ion Kompleks
Muatan ion kompleks sama dengan jumlah muatan ion pusat dan muatan ligan-ligannya.
Contoh :
Ion kompleks yang terdiri dari ion pusat Cr3+, dua ligan Cl- , dan empat ligan H2O mempunyai muatan = (+3) + 2(-1) + 4(0) = +1. Rumus ion kompleks itu adalah [Cr(H2O)4Cl2]+
e.    Tata Nama Ion Kompleks
Senyawa yang mengandung ion kompleks disebut senyawa kompleks atau senyawa koordinasi. Penamaan senyawa kompleks sama seperti penamaan senyawa pada umumnya, yaitu rangkaian dari nama kation dan anionnya.
Selengkapnya, penamaan ion kompleks adalah sebagai berikut.
1.    Nama ion kompleks, baik kation ataupun anion, terdiri atas dua bagian yang ditulis dalam satu kata. Bagian pertama menyatakan jumlah dan nama ligan, bagian kedua menyatakan nama ion pusat dan biloks-nya. Biloks ion pusat ditulis dengan angka Romawi dalam tanda kurung.
2.    Jumlah ligan dinyatakan dengan awalan angka dalam bahasa Yunani.
3.    Nama ligan yang berupa anion mendapat akhiran “o”, sedang ligan-ligan yang berupa molekul netral penamaannya tidak mempunyai aturan khusus, jadi dihafalkan saja
4.    Nama ion pusat pada kation kompleks sama dengan nama biasa dari ion pusat itu.
5.    Nama ion pusat pada anion kompleks harus menggunakan nama IUPAC dan diberi akhiran “at” .
6.    Bila terdapat lebih dari sejenis ligan, maka urutan penulisannya adalah berdasarkan urutan abjad dari nama ligan tersebut (ligan Cl- dianggap bermula dengan huruf c bukan k).
f.     Warna Senyawa Ion Kompleks
Ion pusat dari suatu ion kompleks yang mempunyai subkulit d yang terisi tidak penuh dapat menyerap radiasi dari spektrum sinar tampak, dan zat itu akan berwarna. Jadi, jenis radiasi yang diserap tergantung pada harga ∆0.
0 = selisih tingkat energi antara orbital d energi rendah dengan orbital d energi tinggi. Harga ∆0 tergantung pada jenis ion pusat dan ligan. Ligan yang menghasilkan nilai  ∆0 yang relatif kecil disebut ligan lemah, begitu pula sebaliknya. Inilah urutan dari beberapa ligan, dimulai dari yang paling lemah. CN- > NO2- > NH3 > H2O > F- > Cl- > Br- > I-
g.    Geometri Ion Kompleks

Bergantung pada bilangan koordinasi dan tipe hibridisasi ion pusatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar